Kami tunggu kreasi dan inspirasi Anda di farislasem@gmail.com
Latest Posts

Senin, 30 Agustus 2010

REFLEKSI DIBULAN SUCI

Puasa dan Pembentukan Individu
Puasa, merupakan satu cara untuk mendidik individu dan masyarakat untuk tetap mengontrol keinginan dan kesenangan dalam dirinya walaupun diperbolehkan. Dengan berpuasa seseorang dengan sadar akan meninggalkan makan dan minum sehingga lebih dapat menahan segala nafsu dan lebih bersabar untuk menahan emosi, walaupun mungkin terasa berat melakukannya.

Puasa juga merupakan kewajiban yang konkret sebagai pembina suatu kebersamaan dan kasih sayang antar sesama. Sesama orang Islam akan merasakan lapar, haus, kenyang, dan sulitnya menahan emosi dan amarah diri. Puasa dalam satu bulan, seharusnya dapat membawa dampak positif berupa rasa solidaritas dan kepedulian antar saudara, rasa kemanusiaan yang mendalam atas penderitaan sesama manusia. Perasaan sama-sama lapar, haus, kesabaran yang lebih, dan kesucian pikiran juga kata-kata, mampu membuat manusia memiliki rasa kebersamaan dalam masyarakat, dan menghasilkan cinta kasih antar sesama tanpa memandang latar belakang, warna kulit, dan agama.

Keistimewaan Bulan Puasa
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang istimewa, bulan penuh berkah, dan segala amal baik umat-Nya di dunia akan dibalas berlipat ganda oleh Tuhan. Semangat untuk menjalankan ibadah puasa, mampu membentuk karakter untuk memperbanyak amal kebajikan maupun amal ibadah spiritual dalam diri. Selain itu, bulan puasa merupakan bulan yang dapat digunakan untuk membuat mental menjadi tetap konsisten dan istiqamah dalam sebelas bulan berikutnya.

Namun, apapun yang diperbuat di bulan puasa ini, semuanya kembali kepada kesadaran diri masing-masing, untuk memahami makna puasa, dan makna-makna lain yang akan menentukan sikap dan perilaku diri ke depan setelah berlalunya bulan puasa. Oleh karena itu, apa yang sampai di mata dan telinga Allah, adalah niat, maka hati dan pikiran kita untuk menjalankan ibadah puasa, bukan penampilan lahiriah atau materi peribadatan yang dilakukan.

Puasa dan Kebangkitan Ekonomi Ummat

Diantara rutinitas yang terpatri di bulan ramadhan diantaranya adalah pulang kampung-red. Atau lebih dikenal dengan istilah mudik. Kembalinya kaum urban dari tempat dimana dia meniti karir atau mencari sesuap nasi ternyata berdampak positif bagi kebangkitan ekonomi umat. Betapa tidak, kepulangan kaum urban kebanyakan membawa uang banyak untuk dibagi-bagikan kepada sadara, kerabat dan teman-teman sejawat. Ini juga merupakan suatu prestise tersendiri. Seseorang yang mampu memberi banyak di lingkungannya maka mereka layak disebut sukses dalam melancong. Walaupun tujuan utama mudik bukanlah untuk membagi-bagikan beberapa rupiah kepada sanak saudara, namun hal itu tidak bisa dipungkiri. Perpindahan uang dari kota ke desa merupakan hal yang dahsyat dalam menghidupkan ekonomi kaum pedesaan yang berindikasikan meningkatnya sales dan produktifitas.

Hal lain yang menjadi faktor pendongkrak ekonomi umat di bulan Ramadhan adalah meningkatnya daya beli (konsumtif) masyarakat. Gimana tidak, biasanya menjelang lebaran ada tradisi baju baru, jilbab baru, sandal baru, kemeja baru, dan itu dapat meningkatkan aktifitas pelaku ekonomi. Tidak hanya di sektor style dan konsumtif saja, melainkan hampir disemua sektor /lini. Salah satu contohnya adalah biasanya menjelang lebaran bengkel-bengkel juga ikut kebanjiran rejeki, kebanyakan orang menservice kendaraannya menjelang lebaran.
read more...

Senin, 31 Mei 2010

Pembajakan Kapal Bantuan Palestina oleh Tentara Israel - Terkutuk

Angkatan Laut Israel menembaki konvoi kapal kemanusiaan, Freedom Flotilla yang sedang menuju Jalur Gaza. Setidaknya, dua orang tewas dan 50 lainnya luka-luka dalam penyerangan Senin 31 Mei 2010 pagi.


Seperti dimuat laman Press IV Iran, serangan dilancarkan Israel pasca Israel mencoba menghalangi kapal agar tak sampai ke Gaza. Konvoi ini membawa 10.000 suplai kemanusiaan untuk masyarakat Gaza. Juga membawa ratusan politisi, aktivis, relawan, dan jurnalis.

Laman berita, Al Jazeera memberitakan, Angkatan Laut Israel mengontak kapten kapal pada Sabtu 29 Mei 2010 pukul 11.00 waktu setempat -- mereka menanyakan identitas kapten kapal dan ke mana kapal menuju.

Beberapa saat kemudian, dua kapal Angkatan Laut Israel mengapit kapal tersebut. Tak hanya itu, sebuah helikopter Israel terbang rendah mengawasi kapal.

Tentara Israel memasuki Kapal Mavi Marmara dari helikopter, sementara boat Israel mengelilingi kapal tersebut.

Tentara Israel lalu menghujani kapal dengan gas air mata, bahkan memasuki ruang media dan memaksa para jurnalis mematikan komunikasi.

Turki adakan pertemuan darurat atas serangan ini
Sumber-sumber media Turki menyebutkan bahwa Presiden Turki Abdullah Ghul telah mengadakan pertemuan darurat, Senin (31/5) pagi, bersama dengan PM Turki Raceb Thayeb Ardogan dan Menteri Luar Negeri Turki Ahmed Dawud Oglu, untuk membahas serangan yang dilancarkan Zionis Israel terhadap armada kemanusiaan yang berlayar menuju Jalur Gaza. Serangan ini sendiri sampai saat ini dilaporkan telah mengakibatkan 16 aktivis gugur dan lebih 60 lainya terluka.

Di sisi lain, sumber-sumber media Turki menyebutkan bahwa ratusan warga Turki melakukan aksi demo di depan konsulat Israel di Istanbul sebagai protes atas serangan Israel terhadap armada kemanusiaan, sejumlah demonstran menyerang konsolat Israel.

Dalam kontek yang sama media masa internasional, yang mengirimkan wartawannya di atas armada kemanusiaan tersebut, menyatakan Israel bertanggung jawab atas keselamatan wartawan mereka. Terlebih komunikasi telah terputus dengan mereka sejak mereka memasuki perairan internasional di laut Mediterania.

Armada kebebasan ini terjadi dari 6 kapal. Sebuah kapal barang didanai Kuwait yang mengibarkan bendera Turki dan Kuwait, sebuah kapal barang yang didanai Aljazair, sebuah kapal barang yang didanai Eropa dari Swedia dan Yunani, 2 kapal pengangkut penumpang, salah satunya “kapal 8000” yang melambarkan jumlah tahanan Palestina yang mendekam di dalam penjara Zionis Israel, serta sebuah kapal penumpang besar dari Turki.

Armada kemanusiaan ini membawa 750 aktivis solidaritas dari lebih 40 negara, meskipun banyak permintaan dari berbagai pihak untuk bisa berpartisipasi dalam misi kemanusiaan ini. Turut serta dalam armada ini 44 pejabat pemerintah, anggota parlemen dan aktivis politik Eropa dan Arab, termasuk sepuluh anggota parlemen Aljazair.

Armada ini membawa lebih dari 10 ribu ton bantuan medis, bahan bangunan dan kayu, 100 rumah siap huni untuk membantu puluhan ribu warga yang kehilangan rumah mereka dalam perang Israel di Gaza pada awal 2009, serta membawa 500 kendaraan listrik untuk mobilitas penyandang cacat, terutama sejak agresi Israel terakhir telah mengakibatkan 600 penyandang cacat di Gaza

Komisi I DPR RI kecam aksi tebtara Israel
Ketua Komisi I DPR RI Kemal Aziz Stamboel, yang membidangi masalah pertahanan, luar negeri, dan informasi, menegaskan, Indonesia harus protes terhadap serangan yang ditujukan pada kapal kemanusiaan FREEDOM FLOTILLA yang akan menuju Palestina.

“Kita akan bersikap dan melakukan protes dengan keras. Sebagaimana kita juga protes atas gangguan yang dilakukan terhadap Al Aqsa,” tegas Kemal Aziz Stamboel dalam perbincangan dengan Hidayatullah.com, Senin (31/05).

Pemerintah, lanjut Stamboel, secara konkrit dan berkelanjutan tetap melakukan pembelaan terhadap hak-hak yang harus diterima oleh rakyat Palestina.

“Upaya-upaya semacam ini harus terus memperoleh perhatian,” paparnya lagi.

Sebagaimana telah diberitakan, laporan terbaru menyebutkan 16 orang meninggal dan lebih dari 60 orang lainnya luka-luka setelah Israel menembaki kapal Mavi Marmara.

Menurut media-media internasional yang mengirimkan krunya dalam misi Freedom Flotilla, tentara Israel yang berhasil menaiki Mavi Marmara lewat udara, terlibat bentrok dengan ratusan relawan yang berada di atas kapal Mavi Marmara.

Israel membenarkan bahwa mereka menembakkan gas air mata dan peluru tajam ke arah rombongan kemanusiaan tersebut.
Menurut Kemal Aziz Stamboel, pemerintah Indonesia harus melindung delegasi Indonesia yang ikut rombongan itu.
“Delegasi Indonesia di kafilah kapal kemanusiaan Armada Kebebasan (Freedom Flotilla) ini, harus mendapat dukungan dari pemerintah Indonesia.”
Keseluruhan anggota delegasi Indonesia berjumlah 12 orang. Tiga orang dari KISPA, empat orang dari MER-C, dua orang dari Sahabat Al-Aqsha sekaligus wartawan, dan tiga orang lainnya wartawan Aljazeera Indonesia, TV-One, dan Hidayatullah.com
read more...

Rabu, 05 Mei 2010

Etika Politik, Masihkah ada ......????

Dalam pandangan masyarakat Indonesia partai politik memiliki stigma negatif. Partai politik lebih identik dengan sebuah institusi dalam memperoleh dan mempertahankan kekuasaan dengan melakukan berbagai cara. Padahal dalam UU No. 31/2002 tentang partai politik, dijelaskan bahwa partai politik merupakan organisasi politik yang dibentuk oleh sekelompok warga negara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar persamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat, bangsa, dan negara melalui pemilihan umum. Dalam undang tersebut nampak jelas bahwa visi dari partai politik yaitu "memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat, bangsa dan negara". Tetapi pada kenyataannya sekarang ini partai politik baru bisa melaksanakan visi yang pertama "memperjuangkan kepentingan anggota (tepatnya anggota, kolega dan keluarga)" dengan berbagai upaya dan cara untuk memperjuangkannya.
Keberadaan partai politik dalam negara yang menganut sistem demokrasi memang mutlak diperlukan. Dalam tataran idealitas, partai politik diharapkan mampu mengakomodir dan memperjuangkan kepentingan masyarakat sebagai wujud kepedulian terhadap bangsa dan negara. Keberadaan partai politik menurut Samuel P. Huntington merupakan wujud dari perilaku masyarakat modern, sedangkan masyarakat tradisional pada umumnya tidak memerlukan bahkan tidak mengenal adanya partai politik, sedangkan kelompok penguasa cenderung menganggap partai sebagai kekuatan pemecah belah dan mengancam otoritas mereka. Keberadaan partai juga dapat melengkapi berbagai rangsangan untuk melakukan tindak korupsi, namun dorongan untuk membangun partai yang berwibawa akan menggantikan segala bentuk kepentingan pribadi yang bersifat sektoral menjadi kepentingan umum yang melembaga. Dengan terakomodirnya kepentingan umum dan kehidupan dengan saling menolong, tangan yang di atas membantu yang di bawah, yang kuat membantu yang lemah, pemimpin membimbing bawahannya, serta rakyat mendapat jaminan akan hak-haknya. Walhasil, dalam kehidupan bermasyarakat, praktek saling bantu sesama manusia dapat terwujud, untuk secara bersama menuju kehidupan sejahtera yang menjadi idaman bagi setiap bangsa. Hanya saja, sering dalam kenyataan, muncul praktek-praktek moral yang tidak terpuji, yang menjadikan kehidupan bermasyarakat dan bernegara tidak sebagaimana yang diharapkan. Ada praktek perebutan kekuasaan, penindasan terhadap rakyat, pemusnahan hak-hak kewarganegaraan, persaingan antar pemimpin, konflik horizontal dan lain sebagainya, yang menjadikan institusi sosial berubah menjadi “arena pertarungan sengit”. Sementara rakyat yang menjadi korbannya, hanya karena segelintir para penguasa dengan vested interes-nya untuk tetap berkuasa dan tidak menanamkan kebajikan dan kendaraan yang mengantarkan umat manusia menuju kehidupan ideal yang dicita-citakan. Karena fenomena yang demikian maka praktek kebijakan para penguasa terhadap warga negaranya sering menjadi sorotan dan pembahasan yang tidak ada habis-habisnya.
Banyak tinjauan dari luar (yang hendaknya kita tolak begitu saja secara xenofobis) mengatakan bahwa negara kita adalah negara yang secara etis dan moral sosial politik dan ekonomi termasuk lunak. Dalam konteks inilah agaknya pembicaraan tentang etika politik menjadi relevan. Pentingnya pembahasan mengenai etika politik setidaknya karena tiga alasan. Pertama, betapa pun kasar dan tidak santunnya suatu politik, tindakannya tetap membutuhkan legitimasi. Legitimasi tindakan ini mau tidak mau harus merujuk pada norma-norma moral, nilai-nilai, hukum atau peraturan perundangan. Di sinilah letak celah di mana etika politik dapat berbicara dengan otoritas. Kedua, etika politik berbicara dari sisi korban. Politik yang kasar dan tidak adil akan mengakibatkan jatuhnya korban. Korban akan membangkitkan simpati dan reaksi indignation (terusik dan protes terhadap ketidakadilan). Keberpihakan pada korban tidak akan menoleransi politik yang kasar. Jeritan korban adalah berita duka bagi etika politik. Ketiga, pertarungan kekuasaan dan konflik kepentingan yang berlarut-larut akan membangkitkan kesadaran tentang perlunya penyelesaian yang mendesak dan adil. Penyelesaian semacam ini tidak akan terwujud bila tidak mengacu pada etika politik. Pernyataan "perubahan harus konstitusional" menunjukkan bahwa etika politik tidak bisa diabaikan begitu saja. Tujuan etika politik adalah mengarahkan ke hidup yang baik, bersama dan untuk orang lain, dalam rangka memperluas lingkup kebebasan dan membangun institusi-institusi yang adil. Definisi etika politik ini membantu menganalisis korelasi antara tindakan individual, tindakan kolektif, dan struktur-struktur yang ada. Dalam perspektif ini, pengertian etika politik mengandung tiga tuntutan: (1) upaya hidup baik bersama dan untuk orang lain; (2) upaya memperluas lingkup kebebasan; dan (3) membangun institusi-institusi yang adil. Tiga tuntutan tersebut saling terkait. "Hidup bersama dan untuk orang lain" tidak mungkin terwujud kecuali bila menerima pluralitas dan dalam kerangka institusi-institusi yang adil. Hidup baik tidak lain adalah cita-cita kebebasan: kesempurnaan eksistensi atau pencapaian keutamaan. Institusi-institusi yang adil memungkinkan perwujudan kebebasan yang mencegah warga negara atau kelompok-kelompok dari perbuatan yang saling merugikan. Kebebasan warga negara mendorong inisiatif dan sikap kritis terhadap institusi-institusi yang tidak adil. Pengertian kebebasan yang terakhir ini dimaksudkan sebagai syarat fisik, sosial, dan politik yang perlu demi pelaksanaan konkret kebebasan (democratic liberties) yang meliputi kebebasan pers, kebebasan berserikat, kebebasan mengeluarkan pendapat, dan sebagainya.
read more...

Kamis, 29 April 2010

Sikap Optimistis adalah Cermin Pribadi seorang Muslim

Oleh : Yuyu Yulia/IPB

”Janganlah kamu bersikap lemah (pesimis), dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamu adalah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman”. (Ali Imran(3) :139)

Optimistis adalah suatu sikap yang selalu berpengharapan (berpandangan) baik dalam menghadapi segala hal. Optimis adalah lawan kata dari putus asa. Putus asa timbul karena tiada kemauan hati dan raga untuk mencari dan meyakini rahmat Allah. Sikap optimistis merupakan kebutuhan pokok yang sangat diperlukan oleh orang yang menempuh jalan Allah, yang seandainya dia meninggalkannya walaupun sekejap, maka akan luput atau hampir luput. Optimisme timbul dari rasa gembira dengan kemurahan Allah dan karunia-Nya serta perasaan lega menanti kemurahan dan anugerah-Nya karena percaya akan kemurahan Tuhannya.
Orang yang mempunyai sikap optimistis ialah orang yang mempunyai kelestarian dalam menjalankan ketaatan dan menegakkan semua yang dituntut oleh keimanannya. Dia berharap agar Allah tidak memalingkannya, menerima amalnya, dan tidak menolaknya, serta melipatgandakan pahala-Nya. “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: Tuhan kami ialah Allah, ‘kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”
(Q.S.Fushshilat (41):30)Dan sesungguhnya orang yang optimistis itu ingin mencari kebaikan dan ingin terhindar dari keburukan, sementara tiada yang dapat mendatangkan kebaikan, kecuali hanya Allah dan tiada yang dapat melenyapkan keburukan, kecuali hanya Allah. Allah telah berfirman: “Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya, kecuali Dia; dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak karunia-Nya”(Q.S.Yunus (10):107) “Apa saja yang Allah anugrahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorang pun yang dapat menahannya, dan apa saja yang ditahan oleh Allah, maka tidak ada seorang pun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu “(QS. Faathir(35):2) Sebaliknya orang yang bersikap pesimis sering kali merasa bimbang apabila menghadapi permasalahan hidup, terkadang kebimbangan itu menjadi sebuah kekhawatiran yang mendalam yang akhirnya berujung kepada sikap tidak percaya diri, mudah menyalahkan sesuatu, bahkan terkadang tak jarang kita bertanya “ Apakah Allah adil ngga sama kita” ?….
Pada saat hati mulai bimbang, maka satu satunya obat yang mujarab adalah kembalikan urusan kepada Allah. Kepunyaan Allahlah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allahlah dikembalikan segala urusan. (Ali-Imran (03):109).
Perbanyak kualitas ibadah, perbanyak istighfar (mohon ampun) kepada Allah, lalu mengambil hikmah dalam setiap masalah atau kejadian adalah salah satu cara untuk mengurangi bahkan merubah pandangan pesimis kita menjadi energi optimis.
Jangan lupa untuk selalu berdekatan dengan orang orang shalih, dan mintalah nasihat kepada mereka, serta jangan merasa berkecil hati apabila banyak teman atau sahabat yang menegur dan mengingatkan kita, karena apabila masih ada orang yang mau menegur atau memberikan peringatan kepada kita, maka kita adalah orang yang beruntung karena masih ada kawan yang masih mengingatkan. Contoh nyata dalam peristiwa pengorbanan Nabi Ibrahim AS. untuk melaksanakan perintah Allah SWT menyembelih putranya tercinta Ismail adalah potret sejati seorang mu’min yang mempunyai kekuatan tawakal dan kepercayaan yang amat tinggi terhadap keputusan dan kekuatan pencipta-Nya. Itulah harapan dari ajaran Islam agar manusia selalu bisa menempatkan sikap berfikir positif kepada Allah SWT di dalam diri dan optimis dalam melaksanakan perintah ajaran-Nya. Kepercayaan akan hal ini dalam pandangan Islam dikenal sebagai rasa tawakal. Semakin kuat kepercayaan ini, maka akan mempertebal sikap tawakal, dan akhirnya rasa optimis dalam diri semakin bertambah.
Optimisme selalu dibarengi dengan tawakkal, karena sesungguhnya orang yang bertawakkal mendambakan apa yang diharapkannya, yaitu berupaya meraih hal yang berguna dan menghindarkan diri dari bahaya, sementara tawakkal tidak boleh selain hanya kepada Allah. “Dan hanya kepada Allah saja orang-orang yang bertawakkal itu berserah diri” (Q.S.Ibrahim(14):12) Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. (AtThalaaq (65):03) Optimis memang berawal dari rasa tawakal kita. Rasa optimis haruslah mengalahkan pesimis yang bisa jadi menyelinap dalam hati. Untuk itulah jika ingin hidup sukses, kita harus bisa membangun rasa optimis dalam diri. Optimis yang dihasilkan dari rasa tawakal inilah yang menjadikan Rasulullah SAW beserta sahabat mampu memenangkan peperangan yang tercatat dalam sejarah dunia mulai dari perang Badar hingga peperangan di masa kekhalifan Islam sampai berabad-abad lamanya.
Karena itu, optimisme adalah kemampuan untuk percaya bahwa hidup memang tidak mudah, tetapi dengan upaya baru, hidup akan menjadi lebih baik. Optimisme adalah kemampuan melihat sisi terang kehidupan dan memelihara sikap positif yang realistik, bahkan dalam situasi sulit sekalipun. Optimis berarti berusaha semaksimal mungkin dalam mencapai target atau standart yang ideal. Dan bukan berarti kita nantinya dikatakan idealis. Memang tidak ada manusia yang sempurna. Dan kenyataannya memang tidak semuanya bisa sesuai dengan harapan kita. Tapi sejauh mana dan sekeras apa kita berusaha mencapainya. Adanya profil-profil ideal dan visi misi yang jelas bisa menjadi tolok ukur dan memperjelas arah tujuan kita, dan kita hidup tidak sekedar mengalir begitu saja. Dengan adanya standar kemampuan, kita bisa mengetahui posisi kita dimana dalam standar tersebut dan bisa terpacu untuk lebih baik lagi. Untuk itu janganlah kita menjadi seorang muslim yang under ustimate, melemahkan potensi diri dan merasa cukup “biasa saja”. Apakah kita tidak ingin menjadi generasi unggulan ? Apakah kita cukup mengatakan “Ah, tidak usah ikut-ikutan ngaji, yang penting sholat, puasa, sudah cukup”. Atau “Ah, tidak usah ikut-ikutan dakwah, sudah banyak dai, yang penting ikut talbiyah sudah cukup” dsb. Ada beberapa hal yang perlu kita amalkan agar sikap optimisme terwujud dalam hati kita:
 Hendaknya kita selalu mengingat nikmat-nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita berkenaan dengan urusan agama, kesehatan, dan juga urusan dunia kita.
 Hendaknya kita senantiasa mengingat janji Allah berupa pahala-Nya yang berlimpah dan kemurahan-Nya yang besar.

Hendaknya kita senantiasa mengingat luasnya rahmat Allah, dan bahwa rahmat Allah itu senantiasa mendahului murka-Nya. Optimislah dalam hidup, sebab dengan optimis hidup ini akan menjadi indah…: tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir” (YUSUF:87). Ibrahim berkata: “Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat”. (Al-Hijr(15):56).

Wa billahit taufiq wal hidaayah, wassalaamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
read more...

Rabu, 27 Januari 2010

Menafikan Faktor Keturunan

Seseorang sering menjadikan faktor keturunan sebagai referensi dalam menilai seseorang. Bapaknya maling, anaknya juga tak jauh-jauh dari maling, bisa copeet, garong, dll. Bapaknya Kyai anaknya nantinya juga jadi ustadz, pemimpin jemaah, dsb. Sehingga tidak salah jika ada juga pepatah “kacang tidak akan lupa pada kulitnya”.

Namun, begitu ironisnya jika hal tersebut dijadikan acuan semata dalam menilai seseorang. Bukankah setiap orang mempunyai kepala yang berbeda-beda, dan isi kepalanya (otaknya) juga berbeda-beda pula. Anak maling bisa saja jadi pengusaha dan kyai, begitu pula sebaliknya. Jadi kita jangan sampai menjustifikasi seseorang berdasarkan background keturunan atau orang tuanya saja. Hendaknya kita melihat apa yang mereka karyayakan, dikomunitas mana mereka tinggal, dengan siapa saja mereka bergaul, terlebih lagi jangan melihat seseorang dari sisi luarnya saja.

Jika kita menilai orang hanya berdasarkan keturunannya maka minimal sudah melakukan 2 dosa ; 1). Dosa menggunjing orang, 2). Dosa kepada para sahabat Nabi SAW.

Kenapa kita berdosa kepada sahabat Nabi?
Diantara sahabat Nabi yang orang tuanya seorang kafir dan sangat memusuhi nabi adalah
Ikrimah ibn Amr bin Hisyam (Abu jahal) dan Duroh ibn Abu Lahab. Ikrimah sangat berjasa dalam penumpasan nabi palsu dan wafat sebagai Syahid dalam pertempuran Yamruk melawan tentara Romawi. Sedangkan Durroh ibn Abu Lahab merupakan salah satu tokoh wanita panutan dalam Islam.

Jadi jika menilai seseorang hanya dari sisi keurunannya, itu merupakan kesalahan besar dan secara tidak sadar kita telah berdosa pula kepada para sahabat Nabi SAW.
read more...

Rabu, 23 Desember 2009

Ayo.....Sedekah

Bahwa Nabi saw. bersabda: Allah Taala berfirman: Hai anak cucu Adam, berinfaklah kalian, maka Aku akan memberi ganti kepadamu. Rasulullah saw. bersabda: Anugerah Allah itu penuh dan deras. Ibnu Numair berkata: (Maksud dari) mal'aan adalah pemberian yang banyak dan mendatangkan keberkahan, tidak mungkin terkurangi oleh apapun di waktu malam dan siang. (Shahih Muslim No.1658)



Sedekah pada adasarnya adalah pemberian seseorang kepada orang lain dengan ikhlas tanpa mengharap imbalan apapun kepada penerimanya.

sedekah (dalam bahasa jawa peweh), sangat dianjurkan diberikan kepada orang yang lebih membutuhkan, namun apa realita yang ada disekitar kita??

tanpa aku sadari saat aku rewang disaudaraku yang punya hajatan, sebagaimana adat jawa, mereka pasti memberikan bingkisan kepada kerabat dan tetangganya sebagai rasa syukur atas nikmat dan hajat yang telah terlaksana. namun dalam pemberian itu ternyata ada pembedaan antara mana yang harus diserahkan kepada si A dan si B.

kecenderungan orang jawa memiliki rasa pekewuh, padahal disaat seperti ini pekewuh itu tidak diperlukan. disaat mereka mau memberikan bingkisan kepada si A (biasanya orang kaya dan dihormati) mereka memberikan bingkisan yang agak istimewa, seumpama bingkisan itu berisi nasi dan lauknya, pastilah lauknya lebih banyak dari pada yg lainnya. sedangkan bingkisan yg diberikan si B (tetangga, kerabat dan orang kampung biasa) bingkisannya sama dan ala kadarnya.

makanya tak heran saat-saat seperti itu telinga kita sering mendengar ocehan orang-orang yg rewang "bingkisan itu mau dikasihkan kepada siapa?", si A jawab temennya. "itu lauknya dan jajanannya ditambahi"... dan sedangkan apabila bingkisan itu hendak diberikan pada si B pastilah dia akan berkata “itu lho sisa kemarin…..”

Dari fenomena tersebut, mengapa pemberian yg kita berikan kepada "orang kaya" kok melah lebih istimewa bila dibandingka kepada "orang biasa"?? bukankah hal yg demikian itu justru terbalik ??? mampukah kita merubah tradisi itu ???

Seandainya Allah memberikan kekuatan pada kita semua tentang kehebatan dan kekuatan sedekah, maka kita semua akan berlomba2 bersedekah. Kita ingat sejenak, bagaimana Yusuf Mansyur merupakan salah satu icon ustadz yang sangat memperhatikan sedekah, setiap beliau mengisi pengajian dan seminar-seminar pasti dia menerangkan banyak tentang keutamaan sedekah tentunya disertai dengan bukti-bukti nyata dari para jamaahnya yang telah merasakan keajaiban sedekah itu.

Purdi E Candra, millyoner asal Jogja juga menjadikan sedekah sebagai salah satu kunci kesuksesan dia, tak canggung-canggung dalam memberikan mentoring di Entrepreneur University beliau juga menyarankan tentang banyak-banyaklah sedekah. Bahkan beliau sempat membuat single lagu tentang sedekah yang berjudul “Ayo Sedekah” berikut potongan syairnya :
sedekah dimana-mana, sedekah kemana-mana
ayo…sedekah, ayo…sedekah….
Hemat sedekah pangkal miskin
Banyak sedekah pangkal kaya
Boros sedekah tak akan miskin
Banyak sedekah pasti kaya
read more...