Kami tunggu kreasi dan inspirasi Anda di farislasem@gmail.com

Senin, 30 Agustus 2010

REFLEKSI DIBULAN SUCI

Puasa dan Pembentukan Individu
Puasa, merupakan satu cara untuk mendidik individu dan masyarakat untuk tetap mengontrol keinginan dan kesenangan dalam dirinya walaupun diperbolehkan. Dengan berpuasa seseorang dengan sadar akan meninggalkan makan dan minum sehingga lebih dapat menahan segala nafsu dan lebih bersabar untuk menahan emosi, walaupun mungkin terasa berat melakukannya.

Puasa juga merupakan kewajiban yang konkret sebagai pembina suatu kebersamaan dan kasih sayang antar sesama. Sesama orang Islam akan merasakan lapar, haus, kenyang, dan sulitnya menahan emosi dan amarah diri. Puasa dalam satu bulan, seharusnya dapat membawa dampak positif berupa rasa solidaritas dan kepedulian antar saudara, rasa kemanusiaan yang mendalam atas penderitaan sesama manusia. Perasaan sama-sama lapar, haus, kesabaran yang lebih, dan kesucian pikiran juga kata-kata, mampu membuat manusia memiliki rasa kebersamaan dalam masyarakat, dan menghasilkan cinta kasih antar sesama tanpa memandang latar belakang, warna kulit, dan agama.

Keistimewaan Bulan Puasa
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang istimewa, bulan penuh berkah, dan segala amal baik umat-Nya di dunia akan dibalas berlipat ganda oleh Tuhan. Semangat untuk menjalankan ibadah puasa, mampu membentuk karakter untuk memperbanyak amal kebajikan maupun amal ibadah spiritual dalam diri. Selain itu, bulan puasa merupakan bulan yang dapat digunakan untuk membuat mental menjadi tetap konsisten dan istiqamah dalam sebelas bulan berikutnya.

Namun, apapun yang diperbuat di bulan puasa ini, semuanya kembali kepada kesadaran diri masing-masing, untuk memahami makna puasa, dan makna-makna lain yang akan menentukan sikap dan perilaku diri ke depan setelah berlalunya bulan puasa. Oleh karena itu, apa yang sampai di mata dan telinga Allah, adalah niat, maka hati dan pikiran kita untuk menjalankan ibadah puasa, bukan penampilan lahiriah atau materi peribadatan yang dilakukan.

Puasa dan Kebangkitan Ekonomi Ummat

Diantara rutinitas yang terpatri di bulan ramadhan diantaranya adalah pulang kampung-red. Atau lebih dikenal dengan istilah mudik. Kembalinya kaum urban dari tempat dimana dia meniti karir atau mencari sesuap nasi ternyata berdampak positif bagi kebangkitan ekonomi umat. Betapa tidak, kepulangan kaum urban kebanyakan membawa uang banyak untuk dibagi-bagikan kepada sadara, kerabat dan teman-teman sejawat. Ini juga merupakan suatu prestise tersendiri. Seseorang yang mampu memberi banyak di lingkungannya maka mereka layak disebut sukses dalam melancong. Walaupun tujuan utama mudik bukanlah untuk membagi-bagikan beberapa rupiah kepada sanak saudara, namun hal itu tidak bisa dipungkiri. Perpindahan uang dari kota ke desa merupakan hal yang dahsyat dalam menghidupkan ekonomi kaum pedesaan yang berindikasikan meningkatnya sales dan produktifitas.

Hal lain yang menjadi faktor pendongkrak ekonomi umat di bulan Ramadhan adalah meningkatnya daya beli (konsumtif) masyarakat. Gimana tidak, biasanya menjelang lebaran ada tradisi baju baru, jilbab baru, sandal baru, kemeja baru, dan itu dapat meningkatkan aktifitas pelaku ekonomi. Tidak hanya di sektor style dan konsumtif saja, melainkan hampir disemua sektor /lini. Salah satu contohnya adalah biasanya menjelang lebaran bengkel-bengkel juga ikut kebanjiran rejeki, kebanyakan orang menservice kendaraannya menjelang lebaran.
Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

1 komentar: on "REFLEKSI DIBULAN SUCI"

Santri Lasem mengatakan...

bener banget...

Posting Komentar